Strategi yang digunakan oleh tim FT-UGM dan KATGAMA adalah dengan turun langsung ke lapangan, memperhatikan kondisi, dan memilih satu-dua dusun yang tepat untuk fokus didampingi dalam tanggap darurat dan pemulihan pascabencana. Koneksi yang baik dengan rekan di Mataram turut membantu tim dalam menentukan pilihan atas dusun yang akan digarap, yaitu Dusun Limbungan Utara, Desa Taman Sari, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, dan Dusun Banten Damai, Desa Dangiang, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Parameter yang digunakan dalam pemilihan dusun adalah: besarnya kehancuran yang dialami, lokasi yang cenderung terpencil, dan belum ada bantuan yang tersalurkan di lokasi tersebut.
Fokus awal penyaluran donasi FT-UGM dan KATGAMA ini adalah pemberian bantuan logistik dan melakukan pendekatan dan pemberian semangat untuk membangkitkan kembali spiritual warga pascabencana, sebelum diajak untuk bersama-sama menjalankan program pemulihan di daerahnya masing-masing. Sehingga, selain pembagian beras sebagai makanan pokok penduduk setempat dan pembagian selimut dan terpal untuk membantu warga bertahan di tengah lokasi bencana yang hancur lebur, kegiatan yang dilakukan juga meliputi pengajian rutin selepas sholat maghrib dan subuh, pengajian anak-anak setiap sore menjelang maghrib, outbond untuk anak-anak dalam 3 hari sekali, makan malam relawan bersama warga untuk membangun kedekatan dan rasa saling percaya, dan pengobatan gratis (medis dan alternatif). Baru setelah beberapa hari kegiatan spiritual dilakukan secara intensif, relawan mengajak warga untuk melakukan kegiatan fisik, di antaranya dengan melakukan pembersihan puing-puing yang hancur karena bencana, membuat mushola sementara yang cukup layak untuk sholat berjamaah warga, membuat fasilitas MCK dan tempat wudlu, dan membuat hunian sementara dari puing-puing yang masih bisa dimanfaatkan.